Al-i'tiraf

Tahun Baru 2021 dan Harapan yang Baru

Posting Komentar
Tahun Baru 2021

Hari ini, tepat di awal tahun baru 2021, aku menuliskan harapan baru. Harapan dimana aku ingin menapakkan kaki lebih jauh dan memulai lebih berani dari tahun sebelumnya. Meski belum begitu yakin langkah kakiku akan bisa lebih jauh, namun aku sudah perlahan meniupkan mantra pada kedua kaki ini, agar nantinya mau kuajak maju ke arah jauh sana, ke arah datangnya sinar mentari.

Sebenarnya tahun baru selalu jadi awal mula perjalanan baru yang sudah terencana sebelum tahun benar - benar baru. Akan tetapi harapan di awal selalu tak bisa berakhir sama hingga sampai di akhir. Meski begitu, aku selalu membuat harapan baru entah bagaimanapun hasilnya di akhir nanti. 

Tak hanya aku, pasti semua orang di luar sana juga begitu. Merangkai rencana, merangkai harapan yang indah dan manis ataupun melanjutkan perjuangan guna mewujudkan harapan yang tertunda di tahun sebelumnya. Aku yakin juga sih, semuanya pasti menginginkan hal yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Tak terasa juga, kita semua juga telah berhasil melewati tahun istimewa, tahun penuh dengan perjuangan, penuh selingan canda tawa, menegangkan hingga air mata. 2020 menjadi angka istimewa beserta segala cerita. Agak berat memang melewatinya, namun bersyukurlah, sejauh ini 2020 sudah berhasil terlewati dengan baik meski tidak sempurna. Biarlah 2020 menjadi kenangan yang istimewa meski ada pahitnya.

2020 Memang Pahit Namun Tetap Istimewa

Betapa tidak pahit, suatu hal terjadi di tahun 2020 tanpa ada yang menyangka. Setiap perjalanan memang wajar bila menemui kepahitan, namun pahit 2020 cukup menyayat luka dan menguras emosi beserta air mata banyaknya manusia. 

Iya, Covid-19 tiba tanpa terduga. Merampas hak - hak bahagia manusia di seluruh dunia termasuk Indonesia. Mungkin hingga saat ini masih ada luka yang begitu dalam dan masih menganga saat mengingat kehadirannya. Ah jelaslah lukanya masih ada bahkan menganga, virus itu mampu mengantarkan pada perpisahan antar manusia, bahkan ke dalam lingkup lebih dekat, yaitu keluarga. Hem, siapa yang tak sedih apabila sudah sedemikian rupa. 

Bukan hanya perkara perpisahan keluarga, tapi juga perkara nasib pekerjaan dan nasib pendidikan juga ikut mengalami kepahitan. Hal - hal yang sebelumnya tak pernah disangka bahwa akan terampas hanya karena sebuah virus. Sungguh bukan penyebab yang masuk ke dalam daftar kemungkinan.

Nasib Pekerjaan Pahit

Pekerjaan pahit

Semua pegawai entah negeri ataupun swasta pasti merasakan kepahitan ini. Akan tetapi kalau menurutku, pegawai negeri mungkin masih agak beruntung ketimbang swasta. Masih beruntung karena tetap menerima gaji setiap bulan tanpa khawatir gajinya berkurang dari biasanya, hanya saja dalam proses penyelesaian pekerjaan juga terhambat. Mulai dari yang biasanya dikerjakan di kantor, menjadi beralih ek WFH yang pastinya adalah pekerjaan yang sulit dikerjakan secara online. Tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pegawai negeri.

Sedang pegawai swasta mayoritas bertaruh dengan kepahitan yang lebih pahit. Banyak yang diberhentikan dari pekerjaan hingga untuk makan dan  membayar tempat untuk tidur saja sulit. Imbasnya banyak pegawai swasta yang akhirnya pulang dan menumpuk ke kampung halaman. Angka pengangguranpun meningkat. 

Wirausahapun tak luput dari efek pandemi virus ini. Penjualan menurun, omset ikut turun. Ada pula yang merasakan kesulitan untuk membayar kewajiban yang biasanya lancar dibayar namun kali ini menemui kesulitan. Kalau jajak pendapat ke wirausaha, pasti tidak ada wirausaha yang berpendapat bahwa keadaan ini tidak mempengaruhi usahanya.

Nasib Pendidikan-pun Pahit

Pendidikan pahit

Tak hanya nasib pekerjaan yang menemui kepahitan, nasib pendidikan-pun juga. Ada yang lulus dengan kurangnya kompetensi sebab sepanjang semester hanya mengalami proses belajar mengajar secara online yang sudah pasti tidak semaksimal dari proses belajar mengajar secara tatap muka.

Seperti disulap, iya disulap. Hanya belajar dengan memencet laptop atau hape, tiba-tiba udah lulus ataupun naik kelas. Bahkan banyak mahasiswa yang mengidam-idamkan prosesi wisuda membahagiakan namun dipupuskan oleh virus ini. Contohnya aku, berjuang mati - matian saat kuliah, menghayal tentang wisuda yang membahagiakan namun semuanya pupus. Kalau pupusnya Dewa-19 masih bisa selalu dinikmati dan dirasai tapi kalau pupusnya karena Covid-19 beneran pupus yang bikin patah hati.

Keistimewa dibalik Kepahitan

Tapi setiap kepahitan pastilah ada hikmah tersendiri di baliknya. Mungkin saking pahitny ada yang tak sadar kalau ada hal istimewa yang datang dibarengi oleh kepahitan ini. Keistimewaan itu hadir seperti menyentil manusia - manusia yang biasanya kurang care menjadi saling caring. Bagaimana tidak saling caring? Jelas caring kan ya. Orang - orang biasanya acuh terhadap orang lain sekarang menjadi lebih care untuk saling mengingatkan soal kesehatan. 

Keluarga yang semula tak begitu perhatian menjadi lebih caring. Anggota keluarga dipaksa untuk kumpul di rumah dengan adanya pembatasan kegiatan di luar rumah juga kegiatan WFH (Work From Home). Mungkin sebagian orang mengeluhkan pembatasan kegiatan di luar rumah, tapi percayalah bahwa ini adalah sebuah keistimewaan dibalik kepahitan yang terjadi. :)

Harapan Tahun Baru 2021

Harapan 2021

Tahun memang sudah beganti, sudah berganti ke tahun yang baru. Namun nyatanya kepahitan tahun lalu masih belum usai di tahun lalu. Masih terbawa hingga tahun yang baru ini. Iya, pandemi Covid-19 masih mau nangkring di angka 2021. Sedih sudah pasti, masih pahit ya jelas, tapi tahun yang baru ini mestinya kekuatan kita untuk melawannya punya senjata baru yang lebih ganas.

Namun tetap boleh kan ya kalau tetap berharap bahwa kepahitan ini segera minggat secepatnya? Udah cukuplah ya memberi luka dan merampas hak - hak bahagia semuanya. Jadi tolong pergilah, pergilah virus yang datangmu meminta tumbal banyaknya air mata ini. Aku ingin, juga semuanya pasti ingin mengharapkan tahun yang baru ini segera tak melihatmu lagi.

Untuk itu, agar tahun baru 2021 segera menjadi tahun yang manis, mari bersama - sama memasang senjata yang baru untuk sumber kekuatan yang baru. Senjata yang dapat berjalan ampuh apabila semuanya patuh dan taat pada protokol kesehatan, saling jaga diri, jaga kesehatan juga saling mengingatkan. Semoga harapan senyum - senyum yang sempat terbungkam oleh virus itu segera melebar kembali, sekolah kembali aktif dan pegawai yang sempat diberhentikan dapat bekerja kembali serta wirausaha lancar kembali, aamiin. Akupun ingin mewujudkan citaku di tahun ini :)

Dewiqqqqq
Hellow everyone !

Related Posts

Posting Komentar