Eheeem oke, dari sampul film ini sebenernya sudah bisa ditebak ya arahnya, yaitu mengenai bentuk fisik gemuk begitu dan jujur saja, judul beserta gambar sampul film ini menarik hatiku untuk menontonnya.
Nah setelah kutonton ternyata film ini menceritakan soal fisik yangmana imbasnya ke segala aspek kehidupan.
Bicara soal fisik, memang seringkali menjadi bahasan yang menarik. Karena berimbas pada aspek kehidupan manusia itulah saya kira yang jadi salah satu alasan bahwa penerimaan diri atau penerimaan fisik merupakan hal yang diangkat menjadi problem dalam film Imperfect ini.
Akan tetapi selain menunjukkan bahwa penerimaan diri atau fisik ini diangkat menjadi problem, isi film ini juga menunjukkan sejumlah sebab akibat yang bisa timbul. Kabar bagusnya, dalam film ini juga ditunjukkan penyelesaian terhadap problem tersebut.
Dari segi isi, film ini cukup bagus ya, terdapat nilai pembelajaran yang tersampaikan melalui film ini. Jika dari segi bintang filmnya juga jangan ditanyakan lagi hahaha. Sukses mengobrak-abrik hatiku, mengaduk emosiku, membuatku tersenyum tersipu malu sendiri juga sukses memerintahkan air mataku menetes di beberapa adegan. Hehe.
Bagaimana, sudah tertarik untuk tahu lebih dalam kan mengenai film ini? :-d
Lebih Dalam Soal Film Imperfect
Seperti yang saya sebutkan di atas, bintang utama film ini adalah Reza Rahardian dan Jessica Mila. Tentunya sudah tidak diragukan lagi ya mengenai skill acting mereka. Reza yang berperan sebagai Dika dalam film yang suka sekali mengublek-ublek perasaan ini bertindak sebagai seorang laki-laki sederhana yang tinggal bersama ibunya, dengan fisik tampan, cool dan bertanggung jawab serta pastinya mencintai Rara yang diperankan oleh Jessica Mila dengan apa adanya. Inget ya, dengan apa adanya. Mau menerima bagaimanapun kondisi Rara.
Rara sendiri sebenarnya berasal dari keluarga cukup, hidup bersama ibu dan adiknya. Fyi nih, adiknya Rara ini cukup beda mencolok dengan fisiknya Rara yang berhasil menaikkan berat badan dengan sengaja untuk totalitas film ini. Jadi dalam film ini tuh Rara dilakonkan memiliki gen warisan dari Ayahnya, yaitu gen gemuk dan kulit sawo matang. Sedangkan adiknya memiliki gen seperti Ibunya yang merupakan mantan peragawati. Gen gemuk dan sawo matang Rara inilah yang disebut sebagai wujud imperfect dalam film Imperfect ini.
Ibu Rara sebenarnya punya maksud baik dan juga sayang terhadap Rara, namun karena cara menunjukkan sayangnya terhadap Rara ini agak sedikit kurang tepat untuk Rara, akhirnya menjadi kesalahpahaman antara Rara dengan Ibunya. Sayangnya kesalahpahaman ini turut membuat kondisi mental Rara cukup down.
Selain kesalahpahaman antara Rara dan Ibu, perbedaan fisik dengan adiknya, isi kantor Rara ini menjadi pusat problem dalam film ini. Baik bos-nya yang bernama Pak Kelvin yang diperankan oleh Dion Wiyoko maupun para karyawan kantornya juga turut mendukung menyulut perkara fisik ini menjadi problem Rara, terkecuali satu orang sahabatnya yang maaf banget aku belum ingat namanya hohoho. Maapin aku ya kali ini hihi.
Lalu problem apa saja sih yang dimaksud dalam film ini? Wajib lanjut baca ya agar tahu problem apa saja itu :d
Problem Fisik hingga Karir, Cinta & Timbangan
Film ini memiliki problem yang bersumber dari fisik Rara. Yaps, seperti yang diketahui bahwa Rara ini mewarisi gen Ayahnya yang gemuk dengan kulit sawo matang.
Oke, aku awali problem dari rumah dulu ya, setelah itu baru ke kantor. Wedew, kantornya siapa sih? wkwk. Kantornya mas Dion Wiyoko, eh Pak Kelvin ya kalo dalam film ini :-d
Jadi begini, melihat kondisi fisik Rara yang makin gemuk karena hobi makan cokelat itu, Ibu Rara sering menegur Rara agar tidak banyak makan, bahkan kadang menegur agar Rara tidak makan karena gemuknya badan Rara. Ya namanya juga manusia yang punya perasaan, apalagi Rara itu perempuan yang pastinya main perasaan dan cenderung ngabaikan logika, otomatis tersinggung duluan kalo digituin. Rara mikir kalau Ibunya engga sayang dia gitu karena Ibunya juga sering banggain adiknya dengan fisik peragawati sampai pada suatu ketika pernah kok di rumah Rara itu terjadi gunjingan Ibu-Ibu teman Ibu Rara. Gunjingannya ya membandingkan kondisi fisik anatara Rara dengan adiknya yang cukup bikin Rara kesel.
Sikap Ibu Rara terhadap Ibunya itu ya wajar sih untuk seketika, tapi ternyata dibalik itu, Ibu Rara memiliki maksud yang baik untuk Rara dan maksud baik Ibu Rara ini akan dibuktikan di menjelang akhir film. Nah di awal ini emang sengaja dibuat salah paham antara maksud Ibu Rara dengan Rara, karena emang dibuat problem dari rumah. Intinya kejadian di rumah Rara ini membuatnya kepikiran dan cukup stress.
a. Karir
Setelah dari rumah langsung cuz ke kantornya ayangku ya, eh salah ya, kantor Pak Kelvin maksudku wkwk. Jadi Rara ini ceritanya merupakan salah satu karyawan cerdas dengan posisi Manager riset hingga hasil designnya ini sempat membawa kesuksesan bagi kantornya yang bergerak di bidang kosmetik. Lagi-lagi perkara fisiknya ini ya, meskipun jabatan Rara sebagai Manager, tetap saja Rara tak diperlakukan dengan baik di kantor. Namun ya, belum terlalu jadi problem sih di sini, karena Rara menganggapnya menjadi hal biasa.
Sampailah pada suatu ketika terdapat peluang promosi jabatan di kantor. Secara skill Rara sudah pasti mampu, bos-nya pun yaitu Pak Kelvin itu juga mengakui skill Rara yang mumpuni untuk naik jabatan mengisi posisi tersebut. Akan tetapi soal fisik tidak bisa ditawar lagi. Apabila Rara ingin mengambil peluang promosi jabatan itu, Rara diminta merubah fisik juga penampilannya oleh Pak Kelvin.
Rara-pun menjadi sedih dengan permintaan bos-nya itu. Ia menangisi keadaannya. Hal inilah yang menjadi problem di kantor. Rara menangis dengan merenungi problem di rumah maupun di kantor yangmana timbul dengan faktor yang sama, yaitu faktor fisik. Waktu-waktu inilah Rara menjadi sangat terpuruk, merasa insecure, menyalahkan dirinya. Untung masih ada satu sahabat yang menemaninya yang aku lupa namanya itu haha juga ada kekasihnya yaitu Dika yang menenaminya dengan penuh ketulusan.
b. Cinta
Dika, kekasih Rara ini sungguh tulus. Menerima Rara apa adanya. Mencintai Rara bahkan dengan kondisi fisik yang dianggap orang-orang lain tak menarik. Bagi Dika, Rara adalah perempuan cantik karena karakternya yang baik.
Jadi Rara ini memiliki karakter baik, salah satunya yaitu menjadi Guru bagi sekelompok anak dari keluarga-keluarga kurang mampu. Dika selalu menemani Rara ketika berkunjung untuk mengajari anak-anak ini.
Permasalahan fisik Rara di rumah dan kantor mengenai promosi jabatan itu Rara ceritakan kepada Dika. Namun Dika selalu meyakinkan Rara bahwa Rara sudah cantik dengan kondisinya sekarang, juga tak perlu menanggapi apa yang orang lain anggap.
Begitulah cinta sesungguhnya, cinta yang tulus yang dimiliki Rara dari kekasihnya Dika.
c. Timbangan
Balik ke luar cinta-cinta'annya Rara dulu ya. Jadi rupanya diam-diam Rara memendam kekesalan terhadap promosi jabatan yang belum bisa diraihnya karena terhalang fisik. Tambah lagi dengan ingatan-ingatan mengenai perkataan Ibunya, juga gunjingan dari teman-teman Ibunya membuat Rara carut - marut.
Saking stress dan merasa sakit hati pula, Rara bertekad untuk merubah fisiknya. Ia memulai dengan mengurangi kadar makannya, benar-benar mengurangi secara drastis hingga menolak makan di rumah Dika padahal Ibu Dika sudah sengaja memasak untuknya.
Selain mengurangi kadar makanan dengan drastis, Rara juga rajin olah raga. Perlahan namun pasti, Rara benar-benar dapat bertransformasi menjadi ramping dan cantik. Angka di timbangan bergeser ke kiri dengan cukup drastis. Seluruh isi kantor menjadi takjub melihatnya.
Akhirnya Rara-pun meraih posisi jabatan yang dipromosikan itu dan Ibu Rara juga menjadi bersikap baik karena Rara memiliki fisik yang tak lagi gemuk. Teman-teman Ibunya-pun sekarang memuji fisik dan kesusksesan karir Rara.
Ketika Fisik tak Perfect untuk Cinta dan Persahabatan
Meraih jabatan lebih tinggi di kantor, karir sukses membuat Rara menjadi membabi buta terhadap pekerjaannya. Rara sangat fokus terhadap jabatan barunya hingga terlalu fokus. Ia menjadi sering menolak kebersamaan bersama sahabat dan kekasihnya untuk melakukan hal-hal yang dulu dilakukan bersama hanya demi membela pekerjaan.
Hingga suatu ketika pada saat menjelang ulang tahun Rara, anak-anak yang dulunya diajari olehnya bersama kekasihnya yaitu Dika, berencana membuat kejutan untuk ulang tahunnya. Segalanya dipersiapkan mulai dari hiasan hingga makanan.
Namun apa yang terjadi, Rara memilih tetap sibuk bersama pekerjaannya. Rara datang ke acara kejutannya dengan sangat terlambat hingga seluruh anak-anak tertidur di tempat. Dika-pun terlihat marah dan meninggalkan Rara yang baru datang.
Selepas kejadian itu, Dika tak lagi menghubungi Rara. Dika memilih untuk mengajari anak-anak itu sendiri tanpa bantuan Rara. Sahabat Rara-pun tak lagi mendekati Rara. Ternyata hal itu membuat Rara sedih sekali hingga ia tersadar bahwa apa yang ia dapat mengenai karir bagus tak ada artinya tanpa cinta dan sahabat.
Dengan rasa bersalah Rara meminta maaf kepada anak-anak, Dika juga sahabatnya. Setelah itu kehidupan Rara menjadi normal kembali, ia memiliki fisik lebih baik dari dulu memang tapi ia tak lagi berfokus hanya pada pekerjaan. Ia memanage waktu dengan baik. Akhirnya bahagialah ini akhir filmnya-nya hehe.
Pesan dari Film Imperfect
Setelah mengikuti alur film yang sedemikian rupa, aku jadi tahu nih beberap hal yang baiknya kita ambil sebagai pelajaran dalam kehidupan nyata.
Beberapa hal tersebut, diantaranya :
- Gemuk, warna kulit sawo matang bukan jadi masalah utama. Meskipun badan yang tak terlalu gemuk memang lebih sehat.
- Hal yang awalnya tidak mungkin diperoleh (gemuk menjadi kurus) akan bisa tercapai apabila disertai niat dan tindakan serius untuk mencapainya.
- Karir memang penting, namun terlalu dominan ke karir hingga melupakan hal lainnya juga kurang bagus
- Kepentingan pekerjaan dan kepentingan di luar pekerjaan baiknya dibuat seimbang.
- Ibu adalah orang yang melahirkan anak, sehingga tidak ada Ibu yang berniat tidak baik terhadap anak. Untuk itu apabila ditegur atau dinasihati orang tua jangan langsung ditelan mentah-mentah apabila dirasa teguran atau nasihat itu tidak enak didengar, karena sejatinya pasti ada maksud baik di baliknya.
Ngga bosan sama sekali ko mba. Saya suka tulisannya. Terutama kalimat ini semoga menginspirasi kita ya untuk lebih mencintai diri kita apa adanya. Apa yang terkadang menurut kita kurang terlebih soal fisik, tidak selalu benar-benar menjadi kekurangan:)
BalasHapusSedih ya...masih saja terjadi body shaming di mana2. Mudah-mudahan ke depannya, orang memandang orang berdasarkan kualitas diri, bukan penampilan semata.
BalasHapusThanks for sharing
Ini film memang hits banget ya mba. Sayang, aku belum sempat nonton. Kira-kira ada di netflix ga ya??
BalasHapus